Busway dan Jodoh

Kini masa remaja sudah diguncang dengan jodoh, seakan-akan ia harus menemukan jodoh saat itu juga. Padahal, jodoh untuk kita hanya Tuhan yang tau. Sama seperti lagunya Afgan, Jodoh pasti bertemu. Jadi jangan kuatir kamu tak menemukan jodohmu, jangan kesusu, Tuhan sudah merencanakan dan mengatur itu semua dengan bungkus dan isi yang indah pula. Perjalanan menemukan… Read More Busway dan Jodoh

Puisi Cahaya Bulan Soe Hok Gie

Akhirnya semua akan tiba pada suatu hari yang biasa Aada suatu ketika yang telah lama kita ketahui Apakah kau masih selembut dahulu Memintaku minum susu dan tidur yang lelap Sambil membenarkan letak leher kemejaku Kabut tipispun turun pelan-pelan di lembah kasih Lembah Mandalawangi Kau dan aku tegak berdiri, melihat hutan-hutan yang menjadi suram Meresapi belaian… Read More Puisi Cahaya Bulan Soe Hok Gie

Raisa-Bersinarlahh

hai ini kembarankuuu, Cahaya Mendess Saat kau tak merasa bercahaya, seakan semua kegelapan menyelimuti harimu, dan kau merasa takkan pernah usai, buang saja gundah dihatimu, biarkan berlalu, ini bukan akhir dunia. REFF : tersenyumlah, percayalah, bebaskan dirimu, bersinarlah. lepaskanlah keraguanmu, bukalah hatimu bersinarlah. kegelapan menyelimuti harimu dan kau merasa takkan pernah usai buang saja gundah… Read More Raisa-Bersinarlahh

MOVE ON ala Raditya Dika

Kepada orang yang baru patah hati, persilahkan dirimu bersedih. Orang-orang punya pandangan aneh tentang bersedih. Seakan-akan bersedih adalah hal tabu. Seakan kamu harus buru-buru tertawa setelah hal buruk terjadi. Tapi tidak, seperti hujan ditepi senja, kamu harus membiarkan setiap segi yang ada. Setiap kematian butuh peratapan, begitupun cinta yang telah mati. Maka lakukanlah apa yang orang… Read More MOVE ON ala Raditya Dika

KECEWA!

Sedikit waktu yang kau miliki Luangkanlah untukku Harap secepatnya datangi aku S’kali ini ku mohon padamu Ada yang ingin ku sampaikan Sempatkanlah… Hampa kesal dan amarah S’luruhnya ada dibenakku Tandai seketika Hati yang tak terbalas Oleh cintamu… Kuingin marah melampiaskan Tapi kuhanyalah sendiri disini Ingin kutunjukkan pada siapa saja yang ada Bahwa hatiku kecewa… Sedetik… Read More KECEWA!

in MERBABU with YOU YOU YOU

Upacara 17an dipuncak gunung? Siapa sih yang gak mau? Haha. 16-17Agustus kemaren, ane beserta Tia dan Dewa mewakili Organisai  Pecinta Alam SMA ku (ARWACALA) untuk mengikuti Pendakian Masal  dan Upacara HUT RI di Gunung Merbabuyang diselenggarakan oleh FKPPA.  Tidak hanya itu, kita juga sekalian touring karena kesana-nya motoran bareng-bareng. Diawali dengan berkumpul di pom bensin jalan Magelang, lalu briefing sekaligus  pembukaan oleh sesepuh dan kapel. Kita berangkat pukul 16.30, aku diboncengin  masDayat. Awal perjalanan mengasyikkan, meskipun bokong mulai pegel.  Diperjalanan, kita bisa melihat Gunung Merbabu yang menantang untuk didaki. Pukul 7, aku bareng rombonganku, masDayat, masUpil, masCoju berhenti dipertigaan pohong beringin jalur selo Merapi Merbabu untuk beli bensin, dan kaos kaki.  Berhubung disebrang jalan ada warung bakso, dan hari itu ulangtahun masCoju,  akhirnya kita mampir mengisi perut dulu(read:traktiran). Jalanan ramai sekali oleh motor-motor para pendaki, ada yang belok kanan untuk mendaki Merapi maupun lurus untuk  mendaki Merbabu. Kita pun sempat khawatir jika rombongan belakang sudah sampai basecamp duluan,  padahal kita rombongan awal, haha. Selesai makan kita melanjutkan perjalanan. 1km sebelum basecamp, jalan macet dan posisi jalan tanjakan. Akhirnya saya diturunkan,  dan berjalan kaki. Dijalan yang lurus(?) saya berhenti, menunggu masDayat.  Detik berganti menit, masDayat tak kunjung kelihatan, aku mulai takut, meskipun disana ramai sekali. Akhirnya saya hanya bisa bertengak-tengok bingung kecemasan, halah. Samar-samar terdengar suara ‘cung cung’ ‘yaa?’ jawabku menuju arah suara.  Alhamdulillah gak jadi ilang, ternyata masDayat sudah didepan. Dan akhirnya sampai diparkiran, omegot. Banyak sekali para pendaki malam ini. Uwow:3 sekitar pukul 20.30 kami brifing sebentar,  dilanjut istirahat sampai jam 21.00. Istirahat ini, aku gunakan untuk sholat magrib dan isya.  Tak lupa, aku juga mengakrabkan diri dengan sispala lain, kebetulan Iwan temen sekelasku  waktu SMP juga ikut,hehe. Temen-temen lain mulai bersiap-siap untuk pendakian. Rombongan FKPPA pun sudah berada dipintu register, alias loket pembayaran.  Ramainyaaa, apalagi rombongan FKPPA sendiri terdiri dari 70 orang, belum lagi pendaki lain.  Menuju gardu pendakian, kami berhenti dulu, absen dan berdoa.  Bissmillah, pendakian malam dimulai, haha. Aku bareng Tia dan Dewa, dan itu harus wajib bukan sunah lagi.  Tau sendiri lah, aku tipe orang yang punya semangat rendah-_-yeah, kami mendaki dibelakang leader(ketua?orang yang memimpin pendakian?didepan sendiri pokoke) tapi, berhubung aku gampang lelah karena carrier yang berat ini, jadinya sebentar-sebentar aku point. Berhenti, jalan, berhenti, jalan. Yeah, cuma selip-selipan sama sispala lain deh, kadang juga berhenti karena macet. Ha?macet, iya macet, lha pendakinya banyak sekale je bro. Kini dadaki mulai sesek,  lalu pundakku yang pegel, kadang juga angin semilir yang membuatku dan teman-teman kedinginan. Pos 1 terlewati, lumayan seneng, semangat mulai naik,  padahal masih ada pos2,pos3 dan sabana1, baru sabana2 tempat kami serombongan ngecamp.  Kali ini, nafasku mulai susah diatur, entah aku kurang persiapan fisik, atau paru-paru ku yang tidak bisa diajak kerja sama. Jalur mulai vertikal, dan badanku susah ditopang.  Aku berdiri sebntar, tapi entah kenapa penglihatanku mulai mubeng-mubeng, kudengar suara ‘cung ora nggliyer lho’, lalu yang kulihat terkhir adalah badan Tya yang terbang(?).  ‘cung’ ‘cung melek cung’ ‘cung’ suara yang bersautan kudengar, lalu kubuka mataku,  dan melihat wajah wajah khawatir diatasku. Nafasku tersenggal-senggal, badanku yang menggigil, YaTuhan kuatkan aku, do’a ku waktu itu. Berkali-kali oksigen membantuku bernafas, kaki ku yang diangkat keatas, teman-teman yang menyuportku untuk tidak merem, plastik dan sb yang membungkusku, minyak-minyak mulai meratakan tubuhku. Kenapa ini harus terjadi? Batinku kecewa terhadap diriku sendiri, sedih pol cah:(. Ibuk, nafasku kemana? Sesek sekale. Astaghfirullahal adzim, do’aku. Terbayang-bayang wajah simbah yang menyayangiku, YaTuhan.. Tiba-tiba ada mbak-mbak yang memberiku benda berbentuk bulat, dan disodorkan dimulutku, awalnya aku hanya diem saja.  Dan ketika mbaknya nanya ‘berasa gak’ aku hanya bisa geleng-geleng, trus mbaknya bilang ‘dihirup ya’ lalu kuhirup, dan merasakan ada yang masuk,  rasanya gimana gitu, tapi tak berbentuk zat cair(?), aku hanya berfikir, ternyata  ”anak Pecinta Alam tidak hanya peduli alam tetapi juga peduli sesamanya tinggi sekali” minuman-minuman anget juga disuapkan padaku. Lalu aku digendong keatas, entah untuk apa.  Ternyata dipindah di tempat yang lurus(setauku). Lalu mereka kembali bersuara  ‘cung ojo merem, cung ojo turu’ minyak-minyak masih meratakan tubuhku, sb tetap menyelimutiku. MasKlomoh yang tak henti-hentinya mendeliki, masKewer yang setia membisiki ‘ojo turu ojo merenm cung’,  Dewa yang selalu mengolesiku minyak kapak sampai terkena jerawatku, Tia yang tiba-tiba entah kemana lalu muncul bertanya ‘do you remember me?’ haha lalu Sukir Ida masGagap yang selalu berkicau ‘heh cung ojo turu ojo merem’.  Entah, ini musibah atau anugrah, hatiku begitu senang diperhatikan banyak orang,  tetapi kenapa harus begini caranya? Kembali, aku diberi minuman anget, juga kopi anget,  tapi aku menolaknya karena aku gak yakin paru-paru ku membaik jika aku meminumnya. Kemudian aku digendong keatas lagi,  dimasukkan didum, apakah sudah sampai disabana kok sudah ada dum?batinku yang ternyata belum sama sekali. Dewa yang baru saja ikut menggendongku menuju dum,  panik mencari oksigen, menurut pendengaranku, di Ida dibawah tempatku pingsan tadi juga ikut pingsan(?).  Didalam dum, masKewer, masKlomoh, Dewa dan Tia benar-benar bisa membuatku merasa lebih baik, meskipun aku merasa, paru-paruku masih begitu dingin. Mereka masih saja melawak hingga bisa membuatku tersenyum kembali,  bahkan teman-teman yang diluar dum ikut tertawa. Lama kelamaan aku mulai ngantuk, dan mereka juga terus menyemangatiku  untuk tidak merem dan tidak tidur. Lawakanmu, yang sampai sekarang membuatku tersenyum jika aku mengingatnya. Haha. Sempat juga masKewer bertanya ‘pie rasane cung?’  dan kujawab ‘koyo diphp’ haha cah cinta lho. Lalu ada mbak-mbak masuk membawa Ida, dan masKewer yang merasa sehat keluar. Entah karena apa, mataku minta diajak terlelap. Zzzzz Samar-samar kudengar suara brisik, dan tiba-tiba aku kebelet pipis. Aku diantar dekRaung pipis disemak-semak, mungkin posisiku masih sedikit nggliyer, soalnya pas selesai pipis aku kaget melihat sb-sb menyelimuti tubuh manusia(?) yaampun mereka tidur diluar. Sempat ku mendengar untuk menyuruhku turun,  aku pun menjawab emoh yang entah mereka dengar atau tidak. Aku pun tidur kembali.  Dan terbangun karena mendengar suara ‘cung?cung? Medun yo?’ ’emoh’ jawabku masih tertidur. Lalu kudengar ada suara bapak-bapak ‘yaudah kalo korbannya gakmau turun, tapi harus ada temennya yang menjaga,  masyarakat tidak tanggung jawab kalo terjadi apa-apa, lha wong udah dibelain untuk mengevakuasi kalian(aku dan Ida) … Read More in MERBABU with YOU YOU YOU